Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengklaim pelaksanaan program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel ke dalam minyak Solar sebesar 30% (B30) telah berdampak pada penghematan keuangan negara.
Menurut Nicke penggunaan bahan bakar biodiesel B30 mampu membawa Indonesia menghemat devisa negara. Tak tanggung-tanggung penghematannya mencapai Rp 122 triliun per tahun.
Setidaknya, melalui program ini, Pertamina juga turut berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 28 juta ton co2 per tahun. Hal tersebut juga berdampak pada penurunan volume impor BBM jenis solar.
“Dari bahan bakar nabati, dalam tahun lalu, tertinggi di dunia, bisa menurunkan 28 juta ton co2 dalam 1 tahun dan bisa menyelamatkan menghemat devisa, dari neraca perdagangan Rp 122 triliun,” kata Nicke dalam CNBC Indonesia Awards 2023, Rabu malam (13/12/2023).
Seperti diketahui, setelah sukses menjalankan program B30 yakni campuran antara 30% fatty acid methyl ester (FAME) dan 70% BBM jenis Solar, pemerintah juga baru saja merilis program B35 pada 1 Februari 2023 dengan alokasi mencapai 13,15 juta kilo liter (KL). Tingkat kandungan FAME ditingkatkan sebesar 5% menjadi 35%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, penerapan B35 ini selain menjadi angin segar bagi kemandirian sektor energi tanah air juga memiliki banyak manfaat atau keuntungan, salah satunya menghemat devisa sebesar US$ 10,75 miliar atau sekitar Rp 161 triliun pada 2023.
“Implementasi kebijakan B35 diharapkan dapat menghemat devisa sebesar US$ 10,75 miliar,” ujarnya dalam acara peluncuran B35 ‘Energy Corner Special B35 Implementation’ CNBC Indonesia, Selasa (31/01/2023).
Selain itu, program B35 juga dikatakannya dapat meningkatkan nilai tambah di industri hilir sawit sebesar Rp 16,76 triliun, dan juga mengurangi emisi gas rumah kaca tanah air sebesar 34,9 juta ton CO2.
Artikel Selanjutnya
Tok! DPR Setujui PMN buat Pertamina Setara Rp 49,9 Miliar
(pgr/pgr)