Atasi Krisis Pangan di Gaza, Mesir Distribusikan Paket Sembako ke Pengungsi di Perbatasan

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Kondisi Gaza yang kian memprihatinkan, mendorong organisasi nirlaba Bank Pangan Mesir (EFB) untuk bekerja tanpa henti menyiapkan kotak makanan gratis bagi pengungsi Gaza yang berada di perbatasan Mesir.

Distribusi pangan ini dilakukan EFB dengan menggandeng 3.700 organisasi kemanusian yang berbasis di Mesir.

Pembagian kotak sembako Ramadhan Joy rencananya akan dibagikan kepada 5 juta pengungsi Gaza selama bulan suci puasa.

Isi paket sembako yang dibagikan yakni berupa kacang-kacangan, beras, gula, dan makaroni, kemudian ada pula produk kurma kering, keju, susu, minyak goreng, sebagaimana dikutip dari Daily News Egypt.

“Kami membuat sekitar 50.000 hingga 60.000 kotak bantuan setiap hari, yang bagaikan setetes air di lautan jika dibandingkan dengan apa yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina,” jelas CEO EFB Mohsen Sarhan.

“Kami akan melakukan tugas ini, kami akan terus membantu para tetangga kami (di Gaza) yang sedang menghadapi agresi dan penderitaan yang besar,” tegas Sarhan.

Menyusul langkah Bank Pangan Mesir, Pemerintah Italia bersama Organisasi Makanan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO), Program Pangan Dunia (WFP) dan Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) kabarnya akan meluncurkan inisiatif “Makanan untuk Gaza

“Kami ingin berbuat lebih banyak di bidang kemanusiaan, mengingat situasinya sangat dramatis,” jelas perwakilan FAO, WFP dan Palang Merah.

Langkah ini di gagas usai jutaan warga Gaza mengalami kelaparan akut. Sebuah laporan dari badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hampir setengah juta warga Palestina di Jalur Gaza mengalami kelaparan karena jumlah makanan yang masuk ke wilayah itu sangat tidak memadai.

PBB: Anak-anak Gaza Tewas Akibat Kelaparan

Meski akses masuk di pintu perbatasan Rafah yang memisahkan Gaza dan Mesir telah diperlonggar, namun sayangnya dari ratusan truk bantuan kemanusiaan yang mengantri hanya 19 persen yang diperbolehkan masuk ke wilayah Gaza.

Israel bersikukuh tindakan blokade mereka lakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, namun akibat aksi pemblokiran akses pangan kini jutaan warga Palestina tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan baik.

Baca juga: Pilunya Ramadhan di Gaza, Warga Tak Punya Makanan untuk Disantap Saat Buka Puasa dan Sahur

Imbasnya 20 anak-anak di Gaza dilaporkan meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di rumah sakit Kamal Adwan dan Syifa di wilayah utara.

“Seringkali seorang anak mengalami kekurangan gizi parah, lalu mereka jatuh sakit dan virus itulah yang akhirnya menyebabkan kematian,” kata Heather Stobaugh, pakar malnutrisi di Action Against Hunger, sebuah kelompok bantuan internasional.

Baca juga: 2.000 Tenaga Medis di Gaza Utara Jalani Puasa Ramadhan Tanpa Sahur dan Buka

Adalah Yazan Kafarneh, bocah umur 10 tahun asal Gaza yang tewas akibat malnutrisi dan gizi buruk.

Lewat unggahan foto yang beredar di sosial media, anak laki-laki itu terlihat pucat dengan dagu dan tulang yang menonjol lantaran daging di tubuhnya telah mengecil dan menyusut.

Kondisi ini dialami Yazan lantaran Keluarganya tidak mampu mempertahankan pola makan khusus pada Yazan selama peperangan meletus. Mereka terpaksa menukar telur di pagi hari dengan roti yang dibuat menjadi bubur menggunakan teh.

Baca juga: Ratusan Muslim New York Tarawih Berjamaah di Times Square, Panjatkan Doa untuk Keselamatan Gaza

Namun, tubuh Yazan tidak sanggup bertahan. Dia menderita kekurangan gizi yang kritis sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

“Makanan yang dulu dia makan sudah tidak didapat lagi, obat-obatan dan makanan tambahan tidak ada sama sekali,” kata ayah Yazan.

BERITATERKAIT

Berita Terkait

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *